Selasa, 12 April 2016

laporan identifikasi penyakit pasca panen

BAB I. PENDAHULUAN
1.1.  Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara agraris yang kaya akan sumber daya alam. Sumber daya alam tersebut salah satunya merupakan kekayaan alam Indonesia berupa tanaman hortikultura dan palawija yang tumbuh subur di tanah-tanah Negara Indonesia. Selain itu Indonesia juga merupakan salah satu negara anggota WTO (World Trade Organization), yang telah menyepakati piagam berdirinya organisasi tersebut dan diratifikasi melalui undang –undang no 7 tahun 1994. Impor Indonesia terhadap hortikultura terutama buah – buahan meningkat dari tahun ke tahun seiring dengan pemberlakuan perdagangan bebas Asean-China.
Seiring berkembangnya zaman dan meningkatnya kesadaran masyarakat akan  hidup sehat, kebutuhan akan produk hortikultura dan palawija tersebut terus meningkat guna mencukupi asupan gizi  serta nilai estetika yang dapat dinikmati oleh masyarakat. Akan tetapi produk-produk hortikultura khususnya buah-buahan dan sayur-sayuran serta produk tanaman palawija lainnya kerap mengalami kemunduran kualitas produksi yang disebabkan oleh beberapa faktor diamtaranya teknik penangan pra panen, panen, dan pacsa panen serta adanya serangan hama penyakit. Selain itu, Terbukanya perdagangan bebas internasional dari satu negara ke negara lain memungkinkan berbagai mikroorganisme penyebab penyakit akan terbawa dari satu negara ke negara lain. Mengingat semakin maju, luas, dan cepatnya perdagangan serta pengangkutan bahan – bahan tanaman, maka kemungkinan masuknya penyebab penyakit terbawa dalam buah – buahan, sayur-sayuran, dan palawija impor yang masuk ke Indonesia. Untuk mengetahui secara pasti penyebab penyakit pasca panen pada produk hortikultura dan palawija tersebut perlu dilakukannya identifikasi penyakit sehingga dapat mentukan teknik pencegahan serta pengendalian penyakit tersebut.

1.2. Tujuan
Adapun tujuan praktikum ini adan untuk mengidentifiki penyakit serta penyebab penyakit dan untuk mengetahui cara pencegahan penyebaran penyakit pascapanen buah, sayuran dan palawija melalui kajian literature









                           






BAB II. METODOLOGI PRAKTIKUM
2.1. Tempat dan Waktu
Praktikum  dilaksanakan pada Kamis, 31 Maret 2016 pukul 08.00-10.00 WITA, bertempat di Laboratorium Produksi Fakultas Pertanian Universitas Mataram.

2.2. Alat dan Bahan
2.2.1. Alat Praktikum
Alat-alat yang digunakan dalam kegiatan survey ini adalah alat tulis dan camera.
2.2.2.Bahan Praktikum
 Bahan yang digunakan adalah komoditi atau produk hortikultura antara lain : Jeruk, Apel Hijau, Pisang, Pepaya, Apel Merah, Lengkuas, Bawang Putih, Kentang, Selada, Wortel, Biji Komak, Kacang Tanah, Beras dan Kacang Beras.
2.3. Prosedur Kerja
Cara kerja yang dilakukan adalah :
1.         Disiapkan alat yang digunakan ( kamera dan alat tulis) serta ditentukan produk hortikultura yang akan disurvei
2.         Diamati gejala penyakit dan penampakan produk pascapanen
3.         Difoto dan dicatat penjelasannya.



BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1.  Hasil Pengamatan
Tabel hasil identifikasi penyakit pasca panen dan penyebab penyakit pasca panen  buah :
Foto
Nama Komersil
Latin Binomial
Penayakit Pasca Panen
Penyebab Penyakit
Pencegahan Penyakit
Jeruk
Citrus aurantium
Ciri-ciri kenampakan visual:
Busuk, Menguning dan Kering

Penicillium italicum
Hindari kerusakan mekanis, celupkan buah kedalam air panas/fungisida benpmyl, pelilinan buah, dan pemangkasan bagian bawah pohon






Nama Penyakit :
Kapang penicillium



Apel Hijau
Pyrus malus
Ciri-ciri kenampakan visual:
Busuk kering
Jamur Penicillium expasum
Mencegah terjadinya kontaminasi oleh Penicillium expasum dengan menggunakan sanitasi lingkungan, sanitizer dan biosida



Nama Penyakit : Embun Tepung atau Powdery Mildew



Nektarine
Prunus persica nucipersica
Ciri-ciri kenampakan visual:
Busuk kering dan kecoklatan
Physalospora obtuse
Buah yang terserang harus dibakar atau dibuang dan dapat dilakukan penyemprotan dengan fungisida secara bertahap



Nama Penyakit : busuk kering


Pisang
Musa paradisiaca
Ciri-ciri kenampakan visual:
Kulit buah menghitam
Colletotrichum musae
Tanaman pisang dibersihkan dari daun-daun mati dan bunga setelah pemanenan, buah segera diangkut keruang pemeraman/gudang dan jaga kebersihan gudang. Pencucian buah dilakukan dengan air mengalir dari sumber yang bersih dan dapat juga dilakukan penyemprotan dengan fungisida



Nama Penyakit :
Antraknosa


Pepaya
Carica papaya
Ciri-ciri kenampakan visual:
Busuk basah dan menghitam
Colletrichum gloeosporiedes
Sanitasi lahan, mengatur jarak tanam, tidak menanam tanaman pisang secara tumpangsari dengan tanaman yang dapat menjadi inang C. gloeosporiedes, dan pemetikan buah saat masih berwarna hijau (matang awal) serta menghindari terjadinya pelukaan mekanik pada buah yang dipanen.



Nama Penyakit :
Antraknosa













Tabel hasil identifikasi penyakit pasca panen dan penyebab penyakit pasca panen  Sayuran :
Foto
Nama Komersil
Latin Binomial
Penayakit Pasca Panen
Penyebab Penyakit
Pencegahan Penyakit
Lengkuas
Alpinia galanga
Ciri-ciri kenampakan visual:
Busuk kering
Fusarium sp
Untuk mengendalikan jamur fusarium gunakan  Dimazeb 80 WP atau Dithane M-45 80 WP dengan dosis 0,1-0,2%



Nama Penyakit :
Busuk kering Fusarium


Bawang Putih
Allium sativum
Ciri-ciri kenampakan visual:
Kehitaman dan bau busuk

Rhizoptonia sp
Penyemprotan dengan senyawa anti mikrobia selama pertumbuhan



Nama Penyakit :
Busuk rhizopus


Kentang
Solanum tuberosum
Ciri-ciri kenampakan visual:

Fusarium sp
Menghindari pelukaan pada pemanenan, sanitasi gudang penyimpanan, pemeriksaan dilakukan secara rutin terhadap kentang yang disimpan, kentang yang terserang dibuang atau dimusnahkan, dan menyimpan kentang pada suhu yang rendah.




Nama Penyakit :
Busuk umbi Fusarium


Selada
Lactuca sativa
Ciri-ciri kenampakan visual:
Busuk coklat berlendir
Rhizoctonia solani
Mengadakan pergiliran tanam (rotasi), kebersihan lahan harus dijaga dan kelembaban lahan harus dikurangi



Nama Penyakit :
Busuk Rhizoctonia


Wortel
Daucus carrota
Ciri-ciri kenampakan visual:
Membusuk dibagian dalam buah
Erwinia carotovora
Saat wortel masih muda disiram dengan larutan polydo 120 gr dicampur air sebanyak 100 L, dan menghindari pelukaan pada umbi wortel pada waktu pemanenan



Nama Penyakit :
Busuk basah









Tabel hasil identifikasi penyakit pasca panen dan penyebab penyakit pasca panen  Palawija :
Foto
Nama Komersil
Latin Binomial
Penayakit Pasca Panen
Penyebab Penyakit
Pencegahan Penyakit
Komak
Hibiscus lab-lab
Ciri-ciri kenampakan visual:
-
-
-



Nama Penyakit :


Kacang Tanah
Arachis hypogaea
Ciri-ciri kenampakan visual:
-
-
-



Nama Penyakit :


Kacang Beras
Vigna unguiculata
Ciri-ciri kenampakan visual:
-
-
-



Nama Penyakit :


Beras
Oryza sativa
Ciri-ciri kenampakan visual:






Nama Penyakit :




3.2 Pembahasan
3.2.1.   Tanaman Buah
             Penyakit pada buah apel (Pyrus malus) biasa menyerang pada saat pasca panen yaitu embun tepung atau powdery meldew merupakan penyakit yang disebabkan oleh Penicillium expansum. Jamur ini biasa menyerang buah apel hijau setelah dipanen. Adapun cirri-ciri kenampakan visual yang diakibatkan oleh jamur tersebut diantaranya yaitu buah apel busuk dan kering. Untuk mencegah penyakit Embun tepung atau powdery meldew yaitu dengan cara mencegah terjadinya kontaminasi oleh Penicillium expansum dengan melakukan sanitasi lingkungan menggunakan sanitizer dan biosida.
Berdasarkan hasil pengamatan buah jeruk (Citrus aurantium) memiliki ciri-ciri kenampakan visual berwarna kekuningan dan mengalami busuk kering. Gejala tersebut disebabkan oleh Jamur Penicillium italicum. Spora jamur Penicillium italicum ini dipancarkan melalui udara.infeksi dapat terjadi melalui luka-luka yang disebabkan oleh teknik pemanenan yang tidak tepat, dan bisa juga melalui permukaan kulit yang utuh. Kelenjar minyak juga dapat menjadi jalan infeksi. Adapun teknik pencegahan penyakit kapang penicillium ini dapat dilakukan dengan cara menghindari kerusakan mekanis pada buah, celupkan buah kedalam air panas atau fungisida benpmyl, pelilinan buah dan pemangkasan bagian bawah pohon.
Colletotrichum musae merupakan salah satu penyakit yang meyerang tanaman pisang (Musa paradisiaca) khususnya pada buah pisang. Penyakit ini biasanya dikenal dengan penyakit antraknosa yang memiliki gejala atau cirri-ciri kenampakan visual diantaranya yaitu kulit buah menghitam. Adapun teknik pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan membersihkan tanaman pisang dari daun-daun mati dan sisa-sisa bunga setelah pemanenan dan buah segera diangkut keruang pemeraman atau gudang penyimpanan secara hati-hati untuk menghindari pelukaan mekanis pada buah pisang, tetap memperhatikan kebersihan gudang serta pencucian buah dilakukan dengan air yang mengalir dari sumber yang bersih. Pencegahan juga dapat dilakukan dengan menyemprotkan atau mencelupkan buah pisang kedalam cairan fungisida.
Pada tanaman pepaya (Carica papaya) terdapat beberapa penyakit yang menyerang buah pepaya pada waktu pasca panen salah satunya yaitu penyakit antraknosa yang disebabkan oleh Colletotrichum gloeosporiedes. Adapun ciri-ciri kenampakan visual yang disebabkan oleh penyakit ini yaitu buah pisang mengalami busuk basah dan kulit buah menghitam. Untuk mencegah penyakit tersebut dapat dilakukan dengan cara sanitasi lahan, mengatur jarak tanam, tidak menanam tanaman pisang secara tumpang sari dengan tanaman yang menjadi inang Colletotrichum gloeosporiedes dan tidak melukai buah saat pemanenan serta pemetikkan buah dilakukan saat masih berwarna hijau (matang awal).

3.2.2.      Tanaman Sayuran
Salah satu penyebab penyakit yang menyerang lengkuas (Alpinia galangal) pada waktu pasca panen yaitu jamur Fusarium sp.. Penyakit yang ditimbulkan jamur tersebut dikenal dengan penyakit busuk kering fusarium. Adapun ciri-ciri kenampakan visual yang disebabkan oleh penyakit tersebut yaitu lengkuas menjadi kering dan berwarna hitam. Untuk mencegah penyakit tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan Dimazeb 80 WP atau Dithane M-45 80 WP dengan dosis 0,1-0,2%.
Bawang putih (Allium sativum) memiliki beberapa penyakit salah satunya yaitu busuk rhizopus yang disebabkan oleh Rhizoptonia sp.. Adapun ciri-ciri kenampakan visual yang disebabkan oleh penyakit tersebut yaitu bawang putih berwarna kehitaman dan memiliki bau busuk. Untuk mencegah penyakit tersebut dapat dilakukan penyemprotan senyawa anti mikrobia selama pertumbuhan.
Penyakit busuk lunak/basah atau disebut juga soft rot yang sering menyerang kentang (Daucus carrota) disebabkan oleh bakteri Erwinia caratovora. Adapun gejala atau cirri-ciri kenampakan visual yang disebabkan oleh penyakit tersebut yaitu terjadinya pembusukan pada jaringan buah. Penyakit ini memiliki tanaman inang yaitu sayuran dan bunga. Untuk mencegah penyakit ini dapat dilakukan dengan cara menghindari pelukaan pada waktu pemanenan, sanitasi gudang penyimpanan, pemeriksaan secara rutin terhadap wortel yang disimpan, wortel yang terserang dibuang atau dimusnahkan serta menyimpan kentang pada suhu yang rendah guna mencegah perkembangan jamur Fusarium sp.. tersebut.
Busuk basah pada kentang (Solanum tuberosum) merupakan penyakit utama yang menimbulkan kekhawatiran petani karena dapat menyebabkan gagal panen. Penyakit ini disebabkan jamur Phytophthora infestans, dengan gejala bercak basah kecil berwarna cokelat tua di pangkal daun muda dan warna umbi kentang menjadi cokelat karena jaringan di dalam mati.
Salah satu penyakit pada sayuran selada (Lactuca sativa) yaitu busuk rhizoctonia yang disebabkan oleh Rhizoctonia solani dengan ciri-ciri kenampakan visual yaitu terdapat busuk coklat berlendir pada sayuran selada. Adapun teknik untuk mencegah penyakit tersebut dapat dilakukan dengan cara mengadakan pergilaran tanam, melakukan sanitasi lahan, dan kelembaban lahan harus dikurangi.

3.2.3.      Tanaman Palawija
Kacang komak (Hibiscus lab-lab), kacang tanah (Arachis hypogaea), beras (Oryza sativa) dan kacang beras (Vigna unguiculata). Pada saat pengamatan kemarin tidak terlihat atau terdapatnya serangan penyakit dan kerusakan pasca panen sehingga hasil pserangan yang terdapat pada kelompok palawija tidah ada. Akan tetapi ada beberapa hama penyakit yang membuat kerusakan pada hasil produksi pada saat penyimpanan digudang dan sebagainya.
Sitopillus zeamays hama ini merupakan perusak buah jagung pasca panen atau yang ada dalam penyimpanan.Apabila tidak ditangani secara cepat dan tepat,maka jagung hasil panen yang kita simpan itu akan rusak,yang akhirnya kualitas maupun kuantitasjagung yang tersimpan akan menurun.Hal ini yang tidak kita kehendaki.
Lantas untuk mengetahui apakah jagung yang tersimpan itu diserang serangga ini,sebenarnya cukup mudah.Lihat saja pada biji jagungnya.Jika pada butir jagung tersebut ada lubang-lubang kecil (2-2,5 mm) dan ditekan, butiran jagung itu patah atau hancur,maka itu pertanda bahwa jagung itu sudah diserangnya.
Keadaan mudah patah atau hancurnya jagung yang sudah disrang kumbang itu karena butiran jagung sudah rapuh/kosong.Jika serangannya sudah kelewat parah dan wadah tempat penyimpanannya digoyang,maka hama kumbang akan keluar dan bubuk jagung pun akan beterbangan.
Adapun sosok kumbang bubuk jagung ini berwarna hitam kecokelatan, bentuk silindris dengan panjang sekitar 2,5-8 mm,kelapa meruncing berbentuk moncong dan antenanya bersiku berbentuk gada.Pada sayapnya terdapat empat bercak kemerah-merahan.Kalau kumbang disentuh,maka ia akan diam saja dan melipatkan kaki,seolah-olah mati.
Lantas,bagaimana caranya agar jagung yang kita simpan itu aman dari serangan hama Kumbang Bubuk Jagung,paling tidak serangannya tidak menimbulkan kerugian yang besar?
Yakni simpanlah jagung pada tempat yang bersih,tidak lembab,dan mempunyai sirkulasi udara yang baik.Pada ventilasi,masuknya udara dalam gudang penyimpanan dipasang saringan kawat (kassa) atau bahan lain, sehingga kumbang tersebut tidak dapat masuk ke dalam gudang penyimpanan.
Kemudian wadah penyimpanan jagung jangan ditaruh langsung pada lantai gudang. Untuk itu,wadah penyimpanan jagung tersebut di taruh di atas di atas batu/batu bata/bahan lainnya,karena yang penting tidak bersentuhan langsung dengan lantai gudang penyimpanan.Juga wadah penyimpanan jagung harus bersih.Selain itu,jagung yang akan disimpan harus benar-benar sudah tua dan kering,serta tidak ada tanda-tanda serangan hama kumbang bubuk jagung.
Namun,jika jagung yang kita simpan itu sudah nampak adanya serangan hama Sitopillus zeamays, untuk mengatasinya bisa dilakukan dengan cara fumigasi, misalnya dengan Methyl Bromide (CH3Br) atau pakai Phospine. Cara penggunaan dan dosis/ dan aturan pakainya bisa dibaca pada label pembungkusnya serta harus diperhatikan dengan seksama.Sebab,jika salah dalam penggunaannya,tidak saja hama yang kita berantas itu tidak mati,tapi kita akan membuang-buang waktu,tenaga dan biaya,serta dapat membahayakan pemakainya.
























BAB IV. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan yang telah dipaparkan diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1.      Penyakit pasca panen yang banyak menyerang buah-buahan yaitu penyakit busuk kering dan penyakit busuk basah yang disebabkan oleh patogen dan hama yang berbeda-beda serta gejala yang ditunjukkan berbeda-beda pula.
2.      Penyakit pasca panen pada tanaman sayuran yaitu busuk kering yang meliputi rimpang lengkuas dan kentang, sedangkan penyakit busuk basah meliputi bawang putih, selada dan wortel.
3.      Pada tanaman palawija yang meliputi kacang tanah, kacang beras, beras, dan komak tidah terdapat cirri-ciri kenampakan visual adanya penyakit yang menyerang hasil produksi tanaman tersebut.










DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. Hama Kumbang Bubuk http://petaniberdasicom.blogspot.com/2009/10/hama-kumbang-bubuk-merusak-jagung-yang.html Diakses.pada.tanggal/01/04/2016
Anonim. 2013. Hama dan Penyakit Tanaman Kacang Panjang

Ratnawati. 2013. Penyakit-Penyakit Tanaman Hortikultura Di Indonesia. UGM:   Yogyakarta
Rosmahania et al. Edisi kedua.Gadjah Mada University Press.Yogyakarta.Hal. 328
Semangun, H. 2007. Penyakit-Penyakit Tanaman Hortikultura Di Indonesia.Edisi kedua.Gadjah Mada University Press.Yogyakarta.

Silawibowo 2010.Tanaman Hortikultura Di Indonesia. Di dalam: Murtiningsih et al. Edisi kedua.Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.Hal.629-634.


Sitompul. 2003. Pasca panen. Edisi kedua.Gadjah Mada University Press.Yogyakarta.BAB I. PENDAHULUAN
1.1.  Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara agraris yang kaya akan sumber daya alam. Sumber daya alam tersebut salah satunya merupakan kekayaan alam Indonesia berupa tanaman hortikultura dan palawija yang tumbuh subur di tanah-tanah Negara Indonesia. Selain itu Indonesia juga merupakan salah satu negara anggota WTO (World Trade Organization), yang telah menyepakati piagam berdirinya organisasi tersebut dan diratifikasi melalui undang –undang no 7 tahun 1994. Impor Indonesia terhadap hortikultura terutama buah – buahan meningkat dari tahun ke tahun seiring dengan pemberlakuan perdagangan bebas Asean-China.
Seiring berkembangnya zaman dan meningkatnya kesadaran masyarakat akan  hidup sehat, kebutuhan akan produk hortikultura dan palawija tersebut terus meningkat guna mencukupi asupan gizi  serta nilai estetika yang dapat dinikmati oleh masyarakat. Akan tetapi produk-produk hortikultura khususnya buah-buahan dan sayur-sayuran serta produk tanaman palawija lainnya kerap mengalami kemunduran kualitas produksi yang disebabkan oleh beberapa faktor diamtaranya teknik penangan pra panen, panen, dan pacsa panen serta adanya serangan hama penyakit. Selain itu, Terbukanya perdagangan bebas internasional dari satu negara ke negara lain memungkinkan berbagai mikroorganisme penyebab penyakit akan terbawa dari satu negara ke negara lain. Mengingat semakin maju, luas, dan cepatnya perdagangan serta pengangkutan bahan – bahan tanaman, maka kemungkinan masuknya penyebab penyakit terbawa dalam buah – buahan, sayur-sayuran, dan palawija impor yang masuk ke Indonesia. Untuk mengetahui secara pasti penyebab penyakit pasca panen pada produk hortikultura dan palawija tersebut perlu dilakukannya identifikasi penyakit sehingga dapat mentukan teknik pencegahan serta pengendalian penyakit tersebut.

1.2. Tujuan
Adapun tujuan praktikum ini adan untuk mengidentifiki penyakit serta penyebab penyakit dan untuk mengetahui cara pencegahan penyebaran penyakit pascapanen buah, sayuran dan palawija melalui kajian literature









                           






BAB II. METODOLOGI PRAKTIKUM
2.1. Tempat dan Waktu
Praktikum  dilaksanakan pada Kamis, 31 Maret 2016 pukul 08.00-10.00 WITA, bertempat di Laboratorium Produksi Fakultas Pertanian Universitas Mataram.

2.2. Alat dan Bahan
2.2.1. Alat Praktikum
Alat-alat yang digunakan dalam kegiatan survey ini adalah alat tulis dan camera.
2.2.2.Bahan Praktikum
 Bahan yang digunakan adalah komoditi atau produk hortikultura antara lain : Jeruk, Apel Hijau, Pisang, Pepaya, Apel Merah, Lengkuas, Bawang Putih, Kentang, Selada, Wortel, Biji Komak, Kacang Tanah, Beras dan Kacang Beras.
2.3. Prosedur Kerja
Cara kerja yang dilakukan adalah :
1.         Disiapkan alat yang digunakan ( kamera dan alat tulis) serta ditentukan produk hortikultura yang akan disurvei
2.         Diamati gejala penyakit dan penampakan produk pascapanen
3.         Difoto dan dicatat penjelasannya.



BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1.  Hasil Pengamatan
Tabel hasil identifikasi penyakit pasca panen dan penyebab penyakit pasca panen  buah :
Foto
Nama Komersil
Latin Binomial
Penayakit Pasca Panen
Penyebab Penyakit
Pencegahan Penyakit
Jeruk
Citrus aurantium
Ciri-ciri kenampakan visual:
Busuk, Menguning dan Kering

Penicillium italicum
Hindari kerusakan mekanis, celupkan buah kedalam air panas/fungisida benpmyl, pelilinan buah, dan pemangkasan bagian bawah pohon






Nama Penyakit :
Kapang penicillium



Apel Hijau
Pyrus malus
Ciri-ciri kenampakan visual:
Busuk kering
Jamur Penicillium expasum
Mencegah terjadinya kontaminasi oleh Penicillium expasum dengan menggunakan sanitasi lingkungan, sanitizer dan biosida



Nama Penyakit : Embun Tepung atau Powdery Mildew



Nektarine
Prunus persica nucipersica
Ciri-ciri kenampakan visual:
Busuk kering dan kecoklatan
Physalospora obtuse
Buah yang terserang harus dibakar atau dibuang dan dapat dilakukan penyemprotan dengan fungisida secara bertahap



Nama Penyakit : busuk kering


Pisang
Musa paradisiaca
Ciri-ciri kenampakan visual:
Kulit buah menghitam
Colletotrichum musae
Tanaman pisang dibersihkan dari daun-daun mati dan bunga setelah pemanenan, buah segera diangkut keruang pemeraman/gudang dan jaga kebersihan gudang. Pencucian buah dilakukan dengan air mengalir dari sumber yang bersih dan dapat juga dilakukan penyemprotan dengan fungisida



Nama Penyakit :
Antraknosa


Pepaya
Carica papaya
Ciri-ciri kenampakan visual:
Busuk basah dan menghitam
Colletrichum gloeosporiedes
Sanitasi lahan, mengatur jarak tanam, tidak menanam tanaman pisang secara tumpangsari dengan tanaman yang dapat menjadi inang C. gloeosporiedes, dan pemetikan buah saat masih berwarna hijau (matang awal) serta menghindari terjadinya pelukaan mekanik pada buah yang dipanen.



Nama Penyakit :
Antraknosa













Tabel hasil identifikasi penyakit pasca panen dan penyebab penyakit pasca panen  Sayuran :
Foto
Nama Komersil
Latin Binomial
Penayakit Pasca Panen
Penyebab Penyakit
Pencegahan Penyakit
Lengkuas
Alpinia galanga
Ciri-ciri kenampakan visual:
Busuk kering
Fusarium sp
Untuk mengendalikan jamur fusarium gunakan  Dimazeb 80 WP atau Dithane M-45 80 WP dengan dosis 0,1-0,2%



Nama Penyakit :
Busuk kering Fusarium


Bawang Putih
Allium sativum
Ciri-ciri kenampakan visual:
Kehitaman dan bau busuk

Rhizoptonia sp
Penyemprotan dengan senyawa anti mikrobia selama pertumbuhan



Nama Penyakit :
Busuk rhizopus


Kentang
Solanum tuberosum
Ciri-ciri kenampakan visual:

Fusarium sp
Menghindari pelukaan pada pemanenan, sanitasi gudang penyimpanan, pemeriksaan dilakukan secara rutin terhadap kentang yang disimpan, kentang yang terserang dibuang atau dimusnahkan, dan menyimpan kentang pada suhu yang rendah.




Nama Penyakit :
Busuk umbi Fusarium


Selada
Lactuca sativa
Ciri-ciri kenampakan visual:
Busuk coklat berlendir
Rhizoctonia solani
Mengadakan pergiliran tanam (rotasi), kebersihan lahan harus dijaga dan kelembaban lahan harus dikurangi



Nama Penyakit :
Busuk Rhizoctonia


Wortel
Daucus carrota
Ciri-ciri kenampakan visual:
Membusuk dibagian dalam buah
Erwinia carotovora
Saat wortel masih muda disiram dengan larutan polydo 120 gr dicampur air sebanyak 100 L, dan menghindari pelukaan pada umbi wortel pada waktu pemanenan



Nama Penyakit :
Busuk basah









Tabel hasil identifikasi penyakit pasca panen dan penyebab penyakit pasca panen  Palawija :
Foto
Nama Komersil
Latin Binomial
Penayakit Pasca Panen
Penyebab Penyakit
Pencegahan Penyakit
Komak
Hibiscus lab-lab
Ciri-ciri kenampakan visual:
-
-
-



Nama Penyakit :


Kacang Tanah
Arachis hypogaea
Ciri-ciri kenampakan visual:
-
-
-



Nama Penyakit :


Kacang Beras
Vigna unguiculata
Ciri-ciri kenampakan visual:
-
-
-



Nama Penyakit :


Beras
Oryza sativa
Ciri-ciri kenampakan visual:






Nama Penyakit :




3.2 Pembahasan
3.2.1.   Tanaman Buah
             Penyakit pada buah apel (Pyrus malus) biasa menyerang pada saat pasca panen yaitu embun tepung atau powdery meldew merupakan penyakit yang disebabkan oleh Penicillium expansum. Jamur ini biasa menyerang buah apel hijau setelah dipanen. Adapun cirri-ciri kenampakan visual yang diakibatkan oleh jamur tersebut diantaranya yaitu buah apel busuk dan kering. Untuk mencegah penyakit Embun tepung atau powdery meldew yaitu dengan cara mencegah terjadinya kontaminasi oleh Penicillium expansum dengan melakukan sanitasi lingkungan menggunakan sanitizer dan biosida.
Berdasarkan hasil pengamatan buah jeruk (Citrus aurantium) memiliki ciri-ciri kenampakan visual berwarna kekuningan dan mengalami busuk kering. Gejala tersebut disebabkan oleh Jamur Penicillium italicum. Spora jamur Penicillium italicum ini dipancarkan melalui udara.infeksi dapat terjadi melalui luka-luka yang disebabkan oleh teknik pemanenan yang tidak tepat, dan bisa juga melalui permukaan kulit yang utuh. Kelenjar minyak juga dapat menjadi jalan infeksi. Adapun teknik pencegahan penyakit kapang penicillium ini dapat dilakukan dengan cara menghindari kerusakan mekanis pada buah, celupkan buah kedalam air panas atau fungisida benpmyl, pelilinan buah dan pemangkasan bagian bawah pohon.
Colletotrichum musae merupakan salah satu penyakit yang meyerang tanaman pisang (Musa paradisiaca) khususnya pada buah pisang. Penyakit ini biasanya dikenal dengan penyakit antraknosa yang memiliki gejala atau cirri-ciri kenampakan visual diantaranya yaitu kulit buah menghitam. Adapun teknik pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan membersihkan tanaman pisang dari daun-daun mati dan sisa-sisa bunga setelah pemanenan dan buah segera diangkut keruang pemeraman atau gudang penyimpanan secara hati-hati untuk menghindari pelukaan mekanis pada buah pisang, tetap memperhatikan kebersihan gudang serta pencucian buah dilakukan dengan air yang mengalir dari sumber yang bersih. Pencegahan juga dapat dilakukan dengan menyemprotkan atau mencelupkan buah pisang kedalam cairan fungisida.
Pada tanaman pepaya (Carica papaya) terdapat beberapa penyakit yang menyerang buah pepaya pada waktu pasca panen salah satunya yaitu penyakit antraknosa yang disebabkan oleh Colletotrichum gloeosporiedes. Adapun ciri-ciri kenampakan visual yang disebabkan oleh penyakit ini yaitu buah pisang mengalami busuk basah dan kulit buah menghitam. Untuk mencegah penyakit tersebut dapat dilakukan dengan cara sanitasi lahan, mengatur jarak tanam, tidak menanam tanaman pisang secara tumpang sari dengan tanaman yang menjadi inang Colletotrichum gloeosporiedes dan tidak melukai buah saat pemanenan serta pemetikkan buah dilakukan saat masih berwarna hijau (matang awal).

3.2.2.      Tanaman Sayuran
Salah satu penyebab penyakit yang menyerang lengkuas (Alpinia galangal) pada waktu pasca panen yaitu jamur Fusarium sp.. Penyakit yang ditimbulkan jamur tersebut dikenal dengan penyakit busuk kering fusarium. Adapun ciri-ciri kenampakan visual yang disebabkan oleh penyakit tersebut yaitu lengkuas menjadi kering dan berwarna hitam. Untuk mencegah penyakit tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan Dimazeb 80 WP atau Dithane M-45 80 WP dengan dosis 0,1-0,2%.
Bawang putih (Allium sativum) memiliki beberapa penyakit salah satunya yaitu busuk rhizopus yang disebabkan oleh Rhizoptonia sp.. Adapun ciri-ciri kenampakan visual yang disebabkan oleh penyakit tersebut yaitu bawang putih berwarna kehitaman dan memiliki bau busuk. Untuk mencegah penyakit tersebut dapat dilakukan penyemprotan senyawa anti mikrobia selama pertumbuhan.
Penyakit busuk lunak/basah atau disebut juga soft rot yang sering menyerang kentang (Daucus carrota) disebabkan oleh bakteri Erwinia caratovora. Adapun gejala atau cirri-ciri kenampakan visual yang disebabkan oleh penyakit tersebut yaitu terjadinya pembusukan pada jaringan buah. Penyakit ini memiliki tanaman inang yaitu sayuran dan bunga. Untuk mencegah penyakit ini dapat dilakukan dengan cara menghindari pelukaan pada waktu pemanenan, sanitasi gudang penyimpanan, pemeriksaan secara rutin terhadap wortel yang disimpan, wortel yang terserang dibuang atau dimusnahkan serta menyimpan kentang pada suhu yang rendah guna mencegah perkembangan jamur Fusarium sp.. tersebut.
Busuk basah pada kentang (Solanum tuberosum) merupakan penyakit utama yang menimbulkan kekhawatiran petani karena dapat menyebabkan gagal panen. Penyakit ini disebabkan jamur Phytophthora infestans, dengan gejala bercak basah kecil berwarna cokelat tua di pangkal daun muda dan warna umbi kentang menjadi cokelat karena jaringan di dalam mati.
Salah satu penyakit pada sayuran selada (Lactuca sativa) yaitu busuk rhizoctonia yang disebabkan oleh Rhizoctonia solani dengan ciri-ciri kenampakan visual yaitu terdapat busuk coklat berlendir pada sayuran selada. Adapun teknik untuk mencegah penyakit tersebut dapat dilakukan dengan cara mengadakan pergilaran tanam, melakukan sanitasi lahan, dan kelembaban lahan harus dikurangi.

3.2.3.      Tanaman Palawija
Kacang komak (Hibiscus lab-lab), kacang tanah (Arachis hypogaea), beras (Oryza sativa) dan kacang beras (Vigna unguiculata). Pada saat pengamatan kemarin tidak terlihat atau terdapatnya serangan penyakit dan kerusakan pasca panen sehingga hasil pserangan yang terdapat pada kelompok palawija tidah ada. Akan tetapi ada beberapa hama penyakit yang membuat kerusakan pada hasil produksi pada saat penyimpanan digudang dan sebagainya.
Sitopillus zeamays hama ini merupakan perusak buah jagung pasca panen atau yang ada dalam penyimpanan.Apabila tidak ditangani secara cepat dan tepat,maka jagung hasil panen yang kita simpan itu akan rusak,yang akhirnya kualitas maupun kuantitasjagung yang tersimpan akan menurun.Hal ini yang tidak kita kehendaki.
Lantas untuk mengetahui apakah jagung yang tersimpan itu diserang serangga ini,sebenarnya cukup mudah.Lihat saja pada biji jagungnya.Jika pada butir jagung tersebut ada lubang-lubang kecil (2-2,5 mm) dan ditekan, butiran jagung itu patah atau hancur,maka itu pertanda bahwa jagung itu sudah diserangnya.
Keadaan mudah patah atau hancurnya jagung yang sudah disrang kumbang itu karena butiran jagung sudah rapuh/kosong.Jika serangannya sudah kelewat parah dan wadah tempat penyimpanannya digoyang,maka hama kumbang akan keluar dan bubuk jagung pun akan beterbangan.
Adapun sosok kumbang bubuk jagung ini berwarna hitam kecokelatan, bentuk silindris dengan panjang sekitar 2,5-8 mm,kelapa meruncing berbentuk moncong dan antenanya bersiku berbentuk gada.Pada sayapnya terdapat empat bercak kemerah-merahan.Kalau kumbang disentuh,maka ia akan diam saja dan melipatkan kaki,seolah-olah mati.
Lantas,bagaimana caranya agar jagung yang kita simpan itu aman dari serangan hama Kumbang Bubuk Jagung,paling tidak serangannya tidak menimbulkan kerugian yang besar?
Yakni simpanlah jagung pada tempat yang bersih,tidak lembab,dan mempunyai sirkulasi udara yang baik.Pada ventilasi,masuknya udara dalam gudang penyimpanan dipasang saringan kawat (kassa) atau bahan lain, sehingga kumbang tersebut tidak dapat masuk ke dalam gudang penyimpanan.
Kemudian wadah penyimpanan jagung jangan ditaruh langsung pada lantai gudang. Untuk itu,wadah penyimpanan jagung tersebut di taruh di atas di atas batu/batu bata/bahan lainnya,karena yang penting tidak bersentuhan langsung dengan lantai gudang penyimpanan.Juga wadah penyimpanan jagung harus bersih.Selain itu,jagung yang akan disimpan harus benar-benar sudah tua dan kering,serta tidak ada tanda-tanda serangan hama kumbang bubuk jagung.
Namun,jika jagung yang kita simpan itu sudah nampak adanya serangan hama Sitopillus zeamays, untuk mengatasinya bisa dilakukan dengan cara fumigasi, misalnya dengan Methyl Bromide (CH3Br) atau pakai Phospine. Cara penggunaan dan dosis/ dan aturan pakainya bisa dibaca pada label pembungkusnya serta harus diperhatikan dengan seksama.Sebab,jika salah dalam penggunaannya,tidak saja hama yang kita berantas itu tidak mati,tapi kita akan membuang-buang waktu,tenaga dan biaya,serta dapat membahayakan pemakainya.
























BAB IV. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan yang telah dipaparkan diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1.      Penyakit pasca panen yang banyak menyerang buah-buahan yaitu penyakit busuk kering dan penyakit busuk basah yang disebabkan oleh patogen dan hama yang berbeda-beda serta gejala yang ditunjukkan berbeda-beda pula.
2.      Penyakit pasca panen pada tanaman sayuran yaitu busuk kering yang meliputi rimpang lengkuas dan kentang, sedangkan penyakit busuk basah meliputi bawang putih, selada dan wortel.
3.      Pada tanaman palawija yang meliputi kacang tanah, kacang beras, beras, dan komak tidah terdapat cirri-ciri kenampakan visual adanya penyakit yang menyerang hasil produksi tanaman tersebut.










DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. Hama Kumbang Bubuk http://petaniberdasicom.blogspot.com/2009/10/hama-kumbang-bubuk-merusak-jagung-yang.html Diakses.pada.tanggal/01/04/2016
Anonim. 2013. Hama dan Penyakit Tanaman Kacang Panjang

Ratnawati. 2013. Penyakit-Penyakit Tanaman Hortikultura Di Indonesia. UGM:   Yogyakarta
Rosmahania et al. Edisi kedua.Gadjah Mada University Press.Yogyakarta.Hal. 328
Semangun, H. 2007. Penyakit-Penyakit Tanaman Hortikultura Di Indonesia.Edisi kedua.Gadjah Mada University Press.Yogyakarta.

Silawibowo 2010.Tanaman Hortikultura Di Indonesia. Di dalam: Murtiningsih et al. Edisi kedua.Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.Hal.629-634.

Sitompul. 2003. Pasca panen. Edisi kedua.Gadjah Mada University Press.Yogyakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar